16 Mei, 2008

HEAT STRESS

Sebagai wilayah tropis, sebagian besar alam Indonesia relatif panas dan lembab, suhu disiang hari tinggi dan pada malam hari relatif rendah. Dengan adanya fluktuasi suhu tersebut, ayam mengalami kesulitan dalam mengatur keseimbangan suhu yang sesuai dengan batas fisiologis di dalam tubuhnya. Oleh karena itu heat stress merupakan suatu masalah pada peternakan ayam di Indonesia.
Kejadian stress pada ayam, mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah glukokortikoid darah sebagai akibat dari mobilisasi asam lemak untuk memasok energi darurat yang dibutuhkan oleh tubuh. Akibat dari meningkatnya jumlah glukokortikoid adalah menghambat kerja interleukin-1 dan interleukin-2 yang berperan dalam proliferasi limfosit dan pematangan sel B menjadi sel plasma, sehingga pembentukan antibodi menjadi terhambat. Selain itu menimbulkan efek patologis seperti; hydrop, penimbunan lemak di visceral, hati rapuh, tulang rapuh, dan pada akhirnya terjadi perlambatan pertumbuhan dan penurunan aktivitas produksi.
Salah satu gejala klinis dari heat stress adalah panting. Panting merupakan suatu reaksi fisiologis ayam dalam rangka menurunkan suhu tubuh dengan cara evaporasi cairan tubuh melalui saluran pernafasan yang pada akhirnya mengakibatkan hilangnya cairan tubuh.
Pada saat panting ayam akan lebih banyak mengeluarkan CO2 sehingga cairan tubuh menjadi lebih alkalis yang pada akhirnya mengakibatkan pengeluaran elektrolit tubuh yang banyak melalui ginjal. Jika terjadi secara terus-menerus akan mengakibatkan gangguan pada ginjal, berlanjut ke jantung sehingga terjadi penimbunan cairan tubuh (hydrop)
Dengan adanya perubahan pH tubuh akan mengakibatkan menurunnya nafsu makan yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya perlambatan pertumbuhan dan penurunan produksi telur.
MENGURANGI EFEK HEAT STRESS
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi efek dari heat stress adalah :
Supplay Air Minum : pastikan bahwa supplai air minum tersedia terus-menerus pada saat terjadi cuaca panas. Usahakan bak penampung dan saluran air terhindar dari cahaya matahari, agar air yang sampai ketempat air minum benar-benar air dingin.
Pakan : lakukan pemberian pakan dengan pola huruf U, pada saat suhu rendah berikan jumlah pakan lebih banyak dibanding pada siang hari.
Kandang : harus diperhatikan kontruksi kandang dan system ventilasinya.
Kepadatan : pada saat musism panas sebaiknya kepadatan ayam dikurangi
Supplement : berikan supplement seperti vitamin A D E C dan, aspirin.

1 komentar:

drmandangmichael@gmail.com mengatakan...

“Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.
Firman-Mu: Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui.
Firman-Mu: Dengarlah, maka Akulah yang akan berfirman; Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku.
Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.”

Setelah TUHAN mengucapkan firman itu kepada Ayub, maka firman TUHAN kepada Elifas, orang Teman: “Murka-Ku menyala terhadap engkau dan terhadap kedua sahabatmu, karena kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub.
Oleh sebab itu, ambillah tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan dan pergilah kepada hamba-Ku Ayub, lalu persembahkanlah semuanya itu sebagai korban bakaran untuk dirimu, dan baiklah hamba-Ku Ayub meminta doa untuk kamu, karena hanya permintaannyalah yang akan Kuterima, supaya Aku tidak melakukan aniaya terhadap kamu, sebab kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub.”
Maka pergilah Elifas, orang Teman, Bildad, orang Suah, dan Zofar, orang Naama, lalu mereka melakukan seperti apa yang difirmankan TUHAN kepada mereka. Dan TUHAN menerima permintaan Ayub.

Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu.
Kemudian datanglah kepadanya semua saudaranya laki-laki dan perempuan dan semua kenalannya yang lama, dan makan bersama-sama dengan dia di rumahnya. Mereka menyatakan turut berdukacita dan menghibur dia oleh karena segala malapetaka yang telah ditimpakan TUHAN kepadanya, dan mereka masing-masing memberi dia uang satu kesita dan sebuah cincin emas.
TUHAN memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya yang dahulu; ia mendapat empat belas ribu ekor kambing domba, dan enam ribu unta, seribu pasang lembu, dan seribu ekor keledai betina.
Ia juga mendapat tujuh orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan;
dan anak perempuan yang pertama diberinya nama Yemima, yang kedua Kezia dan yang ketiga Kerenhapukh.
Di seluruh negeri tidak terdapat perempuan yang secantik anak-anak Ayub, dan mereka diberi ayahnya milik pusaka di tengah-tengah saudara-saudaranya laki-laki.
Sesudah itu Ayub masih hidup seratus empat puluh tahun lamanya; ia melihat anak-anaknya dan cucu-cucunya sampai keturunan yang keempat.
Maka matilah Ayub, tua dan lanjut umur.