24 Juni, 2008

BLOG BARU

:

Para pengunjung yang terhormat, silakan kunjungi blog saya yang lain dengan alamat http://technicalservice.wordpress.com/ Blog baru ini dibuat untuk lebih memberi nuansa baru dalam tampilannya. Blog ini, http://farmadvisindonesia.blogspot.com, insya Alloh tetap akan saya update, mudah-mudahan para pengunjung tetap setia mengunjunginya. Terimakasih.

Read More......

12 Juni, 2008

SEMINAR (HEAT STRESS)

:


Dalam seminar yang saya lakukan di Rumah Makan Ikan Bakar Cianjur, 11 Juni 2008 yang lalu, ini merupakan tugas dari perusahaan. Tentunya topic telah dipilih sedemikian rupa agar sesuai dengan kondisi saat ini, yaitu musim kemarau, dimana akan banyak terjadi kasus heat stress. Seminar di hadiri sekita 20 an orang peternak atau manager farm.

Saya hanya memfokuskan bahasan akan efek dari heat stress terhadap terganggunya sistim kekebalan tubuh, yang pada akhirnya nanti akan meningkatkan terjadinya kasus penyakit baik bacterial maupun viral.

Ada beberapa pertanyaan peserta seminar terhadap saya seperti dibawah ini;
1. Bapak H. Kosim bertanya, kenapa pada kasus heat stress ayam yang banyak mati selalu ayam yang bobotnya paling berat ? Jawaban saya adalah, semakin berat suatu ayam tentunya akan semakin banyak panas yang harus dia keluarkan dari dalam tubuhnya, sehingga pada akhirnya nanti akan banyak mengganggu jantung dan ginjal ayam tersebut yang pada akhirnya mengakibatkan kematian.

2. Bapak Rosid bertanya, Apakah ayam kampung dan ayam buras sama reaksinya terhadap kejadian heat stress ? Jawaban saya adalah, reaksi tentunya sama, tapi ketahanan terhadap heat stress tentunya ayam kampung jauh lebih tahan dibandingkan dengan ayam buras, kenapa? Karena ayam kampung secara genetic telah menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan, sementara ayam buras dengan proses seleksi yang sedemikian rupa akan mengalami gangguan dalam beradaptasi dengan linkungan yang ada
3. Bapak H. kosim bertanya lagi, pada saat ini sering terjadi kasus pernafasan di farmnya, diobati tidak sembuh-sembuh? Jawaban saya, kemungkinan terjadi kasus viral seperti IB atau ND
4. Bapak Drh. Suryo bertanya, apa ada hubungan kejadian heat stress dengan kwalitas kerabang telur dan apakah perlu penyesuaian formula pakan pada saat kemarau? Jawaban saya adalah sangat berhubungan, kita ketahui pada saat heat stress ayam akan melakukan panting untuk mengeluarkan panas dari tubuhnya secara evaporasi, akibatnya CO2 banyak dikeluarkan dari dalam tubuh sehingga calsium dari dalam tubuh semakin banya dikeluarkan melalui ginjal. Tentunya pada akhirnya calsium yang ditransfer ke saluran reproduksi dan tulang akan semakin berkurang, dan akibat lanjutannya adalah kwalitas telur semakin jelek dan kerapuhan tulang juga sering terjadi.
5. Mbak Desi bertanya, kenapa pada saat panas nafsu makan ayam berkurang? Jawaban saya adalah akibat adanya panting tadi dan CO2 banyak dikeluarkan akan mengakibatkan cairan tubuh semakin alkalis dan pada akhirnya nafsu makan semakin menurun.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari seminar kali ini adalah bahwa heat stress telah menjadi suatu kasus yang menjadi perhatian penting bagi peternak, ini merupakan suatu gambaran bahwa dengan adanya perubahan iklim dan pemanasan global, heat stress bukan lagi menjadi kasus yang dapat diremehkan. Adopsi teknologi perkandangan juga sudah harus ditingkatkan, seperti sistim kandang tertutup (close house), serta peningkatan pemberian obat-obatan yang dapat mengurangi efek dari heat stress tersebut.

Read More......

02 Juni, 2008

IMMUNE STIMULANT

:

Secara genetik ayam yang kita pelihara saat ini khususnya ayam pedaging telah mengalami kemajuan yang begitu pesat. Kalau pada tahun 90-an ayam pedaging pada umur 25 hari berat-nya baru mencapai sekitar 700 gr, saat ini pada umur yang sama kita bisa melihat berat badan ayam pedaging telah mencapai sekitar 1.4 kg. Itu artinya pada tahun 90-an untuk panen kecil (1.1 – 1.2 kg) kita membutuhkan waktu sekitar 30 hari, maka pada saat ini kita hanya membutuhkan 20 hari untuk berat panen yang sama.
Demikian juga halnya dengan FCR, pada tahun 90 – an FCR untuk 1.0 kg daging sekitar 1.6 – 1.8, maka saat ini untuk berat yang sama FCR nya sekitar 1.1 – 1.2. Kalau kita bandingkan lagi dengan nilai IP (Indeks Prestasi), pada tahun 90 – an IP sebesar 180 kita anggap sudah bagus, pada saat ini IP 180 bisa kita katakan jelek. Lalu pertanyaannya adalah dengan adanya perkembangan genetik yang begitu pesat sudahkah kita imbangi dengan sistim pemeliharaan yang lebih baik ? pakan yang sesui? program vaksinasi yang tepat dan atau biosekuriti yang ketat? Karena jawaban atas pertanyaan tersebut sangat perlu untuk mencapai pertumbuhan yang optimum dari ayam yang kita pelihara saat ini.

Masih segar dalam ingatan kita bagaimana hebatnya seorang Cristiano Ronaldo pemain MU yang begitu perkasanya memporak-porandakan pertahanan lawan, ketika bertarung di Liga Primier dan Liga Champion, sehingga MU berhasil mempersembahkan double winner tahun ini. Hal ini bisa mereka capai karena secara genetik para pemain MU punya bakat yang sangat dominan untuk bermain sepak bola, kemudian didukung oleh sistim pelatihan yang ketat dan professional, makanan yang bergizi dan terukur serta didukung oleh lingkungan, team yang kompak dan lapangan yang baik, sehingga Cristiano Ronaldo dkk bisa mencapai keberhasilan tersebut. Saya tidak bisa membayangkan seandainya seorang Cristiano Ronaldo yang secara genetik punya talenta bermain sepak bola berada di team nasional Indonesia dan bermain di lapangan RBC Cibinong yang becek dan tidak berumput itu?. Tentunya Cristiano Ronaldo tidak akan bisa bermain optimal karena faktor yang lain tidak mendukungnya.

Pragraf diatas bisa kita analogikan dengan ayam yang kita hadapi sekarang ini, walaupun secara genetik telah berkembang dengan pesat, kalau tidak didukung dengan sistim pemeliharaan yang baik, formulasi pakan yang tepat, program vaksinasi dan biosecurity yang ketat jangan anda harapkan untuk mendapatkan hasil yang optimum. Prof. Pierson dari Virginia University mengatakan; dengan perkembangan genetik yang pesat senyatanya dibarengi dengan penurunan immunocompetence pada tubuh ayam tersebut. Immunocompetence adalah suatu sistem di dalam tubuh yang bertanggung jawab merespon setiap terjadinya infeksi kuman secara efektive oleh adanya interaksi antara sel, cairan, jaringan dan organ sistem kekebalan tubuh. Itu artinya adalah dengan adanya perkembangan genetik yang begitu pesat juga dibarengi dengan semakin sensitifnya ayam tersebut terhadap serangan penyakit, sehingga saat ini sering bermunculan wabah penyakit baru yang diistilahkan sebagai Emerging Infectious Disease. Untuk itu sangat penting diperhatikan cara dan bagaimana kita mengelola pemeliharaan ayam , sehingga ruang untuk terjadinya kesalah semakain kecil atau sama sekali tidak ada.

IMMUNE STIMULANT

Saat ini, dengan adanya kelemahan dari perkembangan genetik yaitu semakin sensitifnya ayam terhadap serangan penyakit, para peneliti dan industri obat hewan, seolah berlomba untuk meneliti dan memproduksi obat ataupun feed supplement untuk menutupi kelemahan tersebut, yang diistilahkan sebagai immune stimulant, immunomodulator atau immune booster.

Immune stimulant merupakan bahan yang berfungsi untuk merangsang sistim kekebalan tubuh bekerja lebih optimal, sehingga ayam lebih kuat dalam menghadapi serangan mikroorganisme pathogen.

Immune stimulant bisa dibedakan pada dua kelompok yaitu endogenus regulator yaitu hormone dan cytokine dan immunogenic compound seperti vitamin, mineral, lipopolysaccaride, asam lemak esensial, asam amino dan enzyme.

Immunogenic compound dapat dikatakan sebagai immune stimulant karena fungsi dan perannya terhadap kerja sistim kebal tubuh antara lain : membantu perkembangan jaringan limpoid, meningkatkan produksi mucus, meningkatkan pembentukan bahan aktive sistem kebal, mengaktivasi dan meningkatkan proliperasi sel-sel kebal, serta modulasi dan pengaturan sistem kekebalan tubuh.

Di bawah ini adalah contoh zat atau bahan yang dapat diklaim sebagai immune stimulant:

VITAMIN E

Vitamin E berfungsi sebagai Antioxidant utama, baik di dalam maupun di luar sel, melindungi kerusakan sel membran akibat proses oksidasi, mengurangi efek dari reaksi radang akibat adanya infeksi mikroorganisme, melindungi sel-sel darah seperti eritrosit dan macrophage, dengan demikian vitamin E dapat berfungsi sebagai immune stimulant terutama menstimulasi perbanyakan sel limfosit dan aktivitas Natural Kill Cells.

VITAMIN D

Vitamin D berperan dalam peningkatan proliferasi sel limposit dan proses pengeluaran cytokine.

LEVAMISOLE

Levamisole berperan dalam menstimulasi pembentukan Antibodi, menstimulasi perbanyakan dan aktivasi sel – T, meningkatkan fungsi monosit dan macrofage (termasuk proses fagositosis dan kemotaxis) dan meningkatkan pergerakan dan kemotaxis dari Neutrofil.

LIPOPOLYSACCHARIDE

Lipopolysaccharides (LPS) berperan dalam produksi cytokine.

BETAIN

Betain selain berperan sebagai osmoregulator juga berperan dalam pembentukan sel darah (macrofage, sel B, sel T).

Β-GLUCANS

B-glucans berperan dalam mengaktivasi macrophage untuk memproduksi cytokine dan menstimulasi sel B dan sel T dalam proses pembentukan antibody.

ARGININE

Arginine berperan dalam menetralisasi NO2- yg dihasilkan dari proses phogositosis oleh macrophage, meningkatkan berat dan fungsi thymus serta meningkatkan proliferasi sel lymphocyte.

Tentunya masih banyak lagi zat atau bahan yang berfungsi sebagai immune stimulant, yang pada intinya dapat meningkatkan sistim kekebalan tubuh, walaupun terkadang belum dapat terdefinisikan dengan baik dari cara kerja zat atau bahan tersebut.

Secara umum efek yang terlihat dari pemberian immune stimulant terhadap ternak adalah: tingkat mortality menurun, meningkatkan ketahanan tubuh terhadap serangan mikroorganisme pathogen, menyehatkan saluran pencernaan, serta meningkatkan efektivitas pengobatan dan vaksinasi.

Read More......